Transmedia Storytelling dan Strategi Pemenangan Jokowi-Ahok pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012
Alhamdulillah, tulisan kali ini tidak membahas mengenai konvergensi media. Hehehehe, walaupun mungkin dalam praktiknya masih ada kaitannya dengan hal tersebut. Ya, Transmedia Storytelling atau Transmedia Narrative. Transmedia? Apa itu? Perusahaan media yang dikelola oleh CT? Storytelling? Sebuah pertunjukkan untuk menampilkan cerita? Lho, bukan ternyata. Lalu apa sebenenarnya Transmedia Storytelling itu?
Transmedia Storytelling, mungkin istilah ini belum begitu familiar dan mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia belum paham akan arti dari kata tersebut. Tapi kita sebagai objek industri media ternyata pernah menikmati produk transmedia storytelling tersebut secara tidak sadar. Sebut saja mengenai film Star Wars. Para penggemar Star Wars telah melalui lintas generasi sejak film ini diliris pertama kali pada 25 Mei 1977. Transmedia Storytelling pada fenomena Star Wars tersebut bukan karena film ini dirilis ulang dan dibuat sekuelnya, tetapi pengembangan dari produk Star Wars tersebut yang beraneka ragam. Mulai dari novel, game, serial animasi, produk makanan, komik, kolaborasi dengan angry birds, mainan, bahkan hingga promosi di provider telekomunikasi di Indonesia. Hal inilah yang disebut Transmedia Storytelling. Lalu sebenarnya apa definisi dari transmedia storytelling itu? menurut Henry Jenkins:
"Transmedia Storytelling represents a process where integral elements of a fiction get dispersed systematically across multiple delivery channels for the purpose of creating a unified and coordinated entertainment experience. Ideally, each medium makes its own unique contribution to the unfolding the story"
Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa transmedia storytelling memiliki 3 kriteria utama, yaitu; transmedia storytelling merupakan multiple media dan bukan multimedia, a single unified story or experience, dan avoidance of redundancy between media.
Setiap pemanfaatan media adalah kumpulan puzzle yang akan membentuk sebuah kesatuan cerita yang utuh. Jika pemanfaatan multiple media (buku, film, game) tidak memiliki satu kesatuan cerita, maka belum bisa dikatakan sebagai transmedia storytelling. Manfaat dan fungsi dari transmedia storytelling adalah semakin memperkuat sebuah pesan dan makna. Dampaknya adalah konsumen akan semakin terikat secara emosional terhadap produk utama dan varian serta turunannya. Sebagai contoh penggemar Star Wars akan mengoleksi setiap merchandise, menjadi costplayer, dan membeli segala produk yang berbau Star Wars.
Kesimpulannya, Transmedia Storytelling mempunyai tujuan menyampaikan suatu cerita atau pengalaman dengan memanfaatkan multiple media/platform yang saling melengkapi. Lalu apakah penerapan Transmedia Storytelling hanya terdapat pada Star Wars, The Matrix, The Dark Knight, Despicable Me dan Minions, Warkop DKI Reborn, Ada Apa Dengan Cinta 2? Apakah Transmedia Storytelling memiliki pengaruh yang sangat kuat bagi sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia selain daripada fungsinya sebagai hiburan?
Salah satu pemanfaatan yang baik dari Transmedia Storytelling adalah saat presiden Joko Widodo mencalonkan diri bersama Basuki Tjahaja Purnama menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Prestasi yang pernah diraih kedua tokoh ini saat masih menjabat di daerahnya masing-masing cukup bisa dibilang sukses dan memuaskan. Hal ini memberikan sebuah story yang baik, dan oleh sebab itu story ini harus bisa tersampaikan kepada calon pemilih di DKI Jakarta. Lalu multiple media apa yang digunakan oleh tim sukses, partisipan, dan pendukung Jokowi-Ahok menjelang pemilihan gubernur?
1. Bermunculan buku-buku biografi yang mengangkat story Jokowi dan Ahok. Buku dinilai menjadi media yang sangat efektif dalam menyampaikan keberhasilan saat memimpin daerahnya yang lalu.
2. Adanya game "Selamatkan Jakarta" di media sosial Facebook dengan tokoh utama Jokowi. Game ini memperkuat story dan ketokohan karakter 'hero' Jokowi dalam melawan pejabat korup. Game ini dinilai cukup kuat dalam menjaring para pemilih muda. Selain itu juga terdapat game yang tersedia di AppStore dan PlayStore seperti Jokowi Puzzle, Jokowi Flying, dan sebagainya.
3. Banyaknya partisipan dan relawan Jokowi-Ahok yang membuat video kampanye di berbagai kanal media seperti YouTube. Contohnya adalah parodi video 'What Makes You Beautiful' dari One Direction. Video musik ini berisikan keluhan warga DKI Jakarta atas layanan publik yang buruk dan impian memiliki pemimpin baru yang memberikan solusi.
4. Hadirnya pemberitaan Jokowi-Ahok di media massa seperti TV, Surat kabar, dan lain sebagainya. Hal ini juga memperkuat ketokohan dari Joko Widodo.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Transmedia Storytelling selain sebagai bentuk hiburan dan penyampaian cerita agar industri dapat meraih keuntungan. Ternyata hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bentuk propaganda politik dan keberadaannya serta signifikasinya dapat dirasakan.
Referensi:
Jenkins, Henry. 2007. Tranmedia Storytelling 101.
Jenkins, Henry. 2004. Pop Cosmopolitanism: Mapping cultural flows in an age of media convergence.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete